Artikel
Psikoterapi itu Bernegosiasi

Psikoterapi itu Bernegosiasi

Oleh : Administrator Tanggal Posting : 14 Juni 2023

Seorang pasien perempuan berumur awal tiga puluhan tahun yang menjalani long-term psychotherapy, pernah mengalami masa sulit ditandai disregulasi afek yang volatile dan parah. Lebih dari satu setengah tahun ia berada dalam masa melukai diri berulang. Dia mengatakan hal absurd, bahwa melukai diri adalah demi mengatasi perbuncahan rasa sakit yang berat. Aliansi terapeutik dengan terapis perlahan dapat memberikan pengalaman tenang dan percaya yang akumulatif, walaupun naik-turun tetapi kian condong mengantar dia untuk memiliki a new way of being and relating: hidup dapat dijalani dengan cukup mantap, relasi cukup dapat memberikan rasa diri bermakna, dan pengharapan yang baik bukanlah kesia-siaan melainkan sebuah perkembangan rasa percaya.

Readmore »
Epistemologi Psikoterapi

Epistemologi Psikoterapi

Oleh : Administrator Tanggal Posting : 03 Juni 2023

Mengapa psikoterapi selayaknya memerhatikan pengaruh-pengaruh yang dihasilkannya terhadap hemisferium kanan, tidak terutama terhadap belahan otak kiri? Karena perjalanan perkembangan psike bersifat epigenetik: peristiwa-peristiwa terawal, pengalaman-pengalaman yang  primitive, atau archaic, melandasi perkembangan berikutnya yang ditambahkan kepadanya; kondisi genetik mewarnai keadaan psikis, berkembang kemudian karena penambahan-penambahan peristiwa sesudah kelahiran, selama pengasuhan awal, lalu sepanjang masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan seterusnya. Bentangan perspektif demikian ini, sungguh menempatkan otak kanan pada bagian fundamental, karena faktanya sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dan menjalani kehidupannya sampai berusia dua tahun, bagian dari systema nervorum centrale yang bertumbuh kembang pesat dan berperan dominan adalah hemisferium kanan. Growth spurt belahan otak kiri dan peran pentingnya baru berlangsung sejak anak berumur seputar dua tahun.

Readmore »
Menghampiri Psike Dari Dalam

Menghampiri Psike Dari Dalam

Oleh : Administrator Tanggal Posting : 03 Juni 2023

Ketika pada 1971 Heinz Kohut menerangkan pengalamannya membantu pasien dengan memahaminya secara introspektif, memahami “dari dalam sang pasien”, para psikoanalis dan psikoterapis pada masa itu mengandalkan imajinasi mereka buat memahami penjelasan yang sulit itu. Kendati terasa esoteris, tetapi uraian Kohut terhayati sebagai sesuatu yang menyegarkan di tengah derasnya pengaruh pemikiran Cartesian yang “menaruh objek yang dipelajari (termasuk manusia) di hadapan sang peneliti yang berjarak darinya”. Paradigma Renatus Cartesius ini (juga disebut René Descartes, dalam konteks Prancis), mengajak pembelajar justru menyaksikan objek (yang diteliti) dari luar, bahkan mengambil jarak darinya, demi objektivitas.

Readmore »
Catatan dari Diskusi Kasus Seksi Psikoterapi 18 Mei 2023

Catatan dari Diskusi Kasus Seksi Psikoterapi 18 Mei 2023

Oleh : Administrator Tanggal Posting : 24 Mei 2023

Manusia membutuhkan liyan (others) yang rela sejalan dengannya. “Diri”, ego, dan self, masing-masing terkait dengan periode kesejarahannya sendiri, tidak serta merta mengusung gagasan yang sama. Namun ketiga-tiganya mewakili suatu perasaan atau penghayatan pada manusia, bahwa ia ada. Rasa “ada” ini disertai rasa “punya kuasa, dapat mengontrol”, betapapun nisbinya. Carolyn Ellman dan Joseph Reppen, dalam Fantasies and the Vulnerable Self (1997), membahas betapa keberadaan manusia tidak lepas dari fantasies of omnipotence, mimpi serba berkuasa, yang ia perlukan karena sejak lahir tak berdaya dan mengalami bergantung pada pihak lain untuk dapat melanjutkan kehidupan. Tindakan berulang melukai tubuh secara terbatas, yang dilakukan oleh seorang perempuan yang meminta bantuan psikiater, dapat menjadi penggelaran pengalaman “diriku ada, punya kuasa atas diri sendiri”, yang diperlukan untuk sejenak menepis derita dari “diriku tiada dan semuanya hanya hampa”.

Readmore »
Psikoterapi Otak Kanan (Part 1)

Psikoterapi Otak Kanan (Part 1)

Oleh : Administrator Tanggal Posting : 15 Mei 2023

Teori perpautan hari kini, contemporary attachment theory, adalah penjelasan tentang bagaimana regulasi afek berlangsung pada bayi atau anak dalam relasi psikobiologis nonverbal, emosional, intersubjektif, implisit atau nirsadar, dengan pengasuh utamanya. Proses-proses di sana berlangsung dalam time frames atau hitungan waktu antara satu per ribuan detik hingga tiga detik. Begitu cepat, nirsadar. Relasi perpautan ini melibatkan hemisferium kanan ibu dan anak, bukan relasi left brain-to-left brain yang bertitik berat kognitif dan mengandalkan komunikasi verbal. Demikian inilah ringkasan simpulan dari rangkaian studi eksperimental dan studi pustaka yang luas, yang antara lain dilakukan oleh Allan Schore, dkk., setidak-tidaknya sejak tahun 1994 (Schore, 2022). Neuropsikoanalis dari UCLA Los Angeles itu membedakan teori attachment kontemporer dan teori perpautan klasik yang baginya terhayati lebih bertitik berat pada gagasan relasional kognitif dan eksplisit.

Readmore »
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |