Posted by Administrator | Kategori: Psikoterapi

Attacks on Linking

Murid dan analysand Melanie Klein yang paling bersungguh-sungguh dalam meluaskan dan menafsirkan konsep-konsep Kleinian, terutama tentang envy dan identifikasi proyektif, adalah Wilfred Bion (1897-1979). Maka dalam wacana ilmiah psikoanalisis, konsep-konsep Kleinian kontemporer acap kali disebut pula pemikiran Bionic.

Konsep-konsep penting Bion lahir dari pengalaman mendalam membantu pasien-pasien skizofrenia. Pengalaman dibesarkan di India dalam masa kolonial yang sarat dengan perlakuan tidak adil; berada di tengah kehidupan peperangan yang kejam di Afrika Utara pada masa Perang Dunia II; berpadu dengan pengalaman sulit dalam menterapi pasien-pasien skizofrenia, semua itu seperti mematangkan pelopor psikoanalisis ini untuk sungguh menghayati getirnya kehidupan. Ini menciptakan Bion yang konsep-konsepnya "eksentrik", melampaui batas-batas konvensional. Baginya, hal-hal dan upaya-upaya yang biasa, tidak dapat mengatasi persoalan dan penderitaan kemanusiaan yang nyatanya sedemikian dalam. Dia begitu tertarik pada pengalaman psikis yang elusive, yakni yang sukar dimengerti, sulit dijangkau, yang acap kali disebut aneh. Ia bisa, dan sungguh mendalaminya. Tulisan-tulisannya laksana bermaksud mewakili semua itu. Maka buah pena Bion bersifat sulit dipahami. Bersama Jacques Lacan, mereka berdua merupakan pelopor dalam psikoanalisis yang karya tulisnya sukar dimengerti.

Wilfred Bion seperti mengingatkan psikiater dan psikolog klinis, bahkan di hari ini, yang secara resmi ditugaskan untuk membantu pasien-pasien skizofrenia, tetapi masih mengalami kesulitan yang serius buat mengerti mereka. Mawas diri para klinisi mungkin membuahkan kesadaran bahwa mereka menghayati elusiveness pasien-pasien itu, lantas kecenderungan mereka adalah menjauhinya, mensubstitusi keperluan untuk terhubung dengan medikasi cepat dan penggunaan teknologi. Kedua hal terakhir adalah modalitas kontemporer yang penting dan berguna, tetapi seyogianya kedua-duanya tidak mengorbankan keterhubungan, dan tidak menafikan kebutuhan pasien sejak awal, sebagaimana direfleksikan oleh simtom-simtom pada mereka, yakni semacam kedambaan untuk dibantu oleh klinisi agar menjadi bisa dan berani terhubung dengan liyan. Pasien skizofrenia adalah titik refleksi paling mengguncang bagi psikiater dan psikolog klinis.

Dengan latar belakang prototipe dalam psikoanalisis Klein, berupa "bayi yang menyusu ke ibunya", envy dimaknai sebagai kecemburuan bayi terhadap kebaikan atau sumber kebaikan, yang di sini direpresentasikan oleh "buah dada ibu" yang "terlalu kaya air susu". Dengan kesirikan ini bayi menyerang dan merusak sumber kebaikan itu. Tatkala menyaksikan pikiran dan bahasa insan skizofrenik yang sedemikian didera fragmentasi dan bersifat miskin makna, Bion mengonseptualisasikan bahwa fragmentasi pikiran dan bahasa itu adalah akibat dari sebentuk envy, yang bukan semata-mata menyerang dan merusak objek, melainkan juga menghancurkan khazanah mentalnya sendiri, bagian dari insan yang berperan menghubungkan diri dengan objek dan realitas. Insan yang iri hati, itu, sebegitu menderita dalam mengalami keterhubungannya dengan objek. Mungkin keterhubungan itu ditandai dengan kritik sewenang-wenang yang tiada hentinya, perendahan martabat justru oleh liyan yang dekat dan selayaknya meluapkan validasi, pengabaian yang tak kenal ampun, dsb. Maka serangan dan penghancuran dilakukan tidak hanya terhadap "buah dada" tetapi juga terhadap kapasitas mental diri sendiri yang fungsinya adalah menghubungkan insan dengan objek. Bagi Bion, envy itu laksana suatu psychological autoimmunological disorder, "gangguan otoimunologis psikologis", suatu penyergapan dan perusakan oleh khazanah mental terhadap dirinya sendiri.

Konseptualisasi Bion yang dinamai attacks on linking atau "serangan terhadap keterhubungan", itu, mengajak klinisi dan penalar teori untuk berefleksi, bahwa pengalaman teror paling parah yang dialami pada masa awal kehidupan insan yang kemudian menjadi skizofrenik adalah "keterhubungan dekat yang sangat menyakitkan dan mengerikan, yang tidak tertanggungkan". Maka secara mendasar tugas membantu pasien skizofrenia adalah mengurangi setiap varian penderitaan relasional, dan memberikan pengalaman keterhubungan baru yang aman disertai bimbingan untuk belajar buat berani dan dapat kembali mengalami keterhubungan dengan liyan. Diperlukan kreativitas, dedikasi, optimisme, dan perjuangan untuk menunaikan tugas sulit ini. Salah satu kesukaran yang menonjol adalah betapa fragmentasi dan kehampaan pikiran dan bahasa insan skizofrenik menjadikan ia tidak menarik, dan dengan sendirinya mendorong klinisi buat meniadakan atau mengakhiri keterhubungan dengannya. Tanpa disadari, klinisi ikut serta mengunggulkan proyek psikopatologis paling radikal: attacks on linking.

Limas Sutanto