Posted by Administrator | Kategori: Psikoterapi

Epistemologi Psikoterapi

Mengapa psikoterapi selayaknya memerhatikan pengaruh-pengaruh yang dihasilkannya terhadap hemisferium kanan, tidak terutama terhadap belahan otak kiri? Karena perjalanan perkembangan psike bersifat epigenetik: peristiwa-peristiwa terawal, pengalaman-pengalaman yang primitive, atau archaic, melandasi perkembangan berikutnya yang ditambahkan kepadanya; kondisi genetik mewarnai keadaan psikis, berkembang kemudian karena penambahan-penambahan peristiwa sesudah kelahiran, selama pengasuhan awal, lalu sepanjang masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan seterusnya. Bentangan perspektif demikian ini, sungguh menempatkan otak kanan pada bagian fundamental, karena faktanya sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dan menjalani kehidupannya sampai berusia dua tahun, bagian dari systema nervorum centrale yang bertumbuh kembang pesat dan berperan dominan adalah hemisferium kanan. Growth spurt belahan otak kiri dan peran pentingnya baru berlangsung sejak anak berumur seputar dua tahun.

Manusia mengalami sedemikian banyak pengalaman relasional archaic yang telah berlangsung dalam masa dua tahun sesudah kelahirannya. Dan seluruh pengalaman itu melibatkan masa perkembangan pesat dan peran dominan otak kanan. Pengalaman-pengalaman ini terutama bersifat afektif, emosional, biopsikis, relasional. Maka masalah-masalah yang mungkin terjadi pada masa crucial ini pun sebagian besar atau terutama berdimensi emosional, biopsikis, relasional, dan afektif.

Sebutan “psikoterapi hemisferium kanan”, yang secara original disebut oleh Allan Schore (1994, 2020) sebagai right brain psychotherapy, bagi penulis adalah psikoterapi generik yang perlangsungannya sebagian besar atau terutama berada dalam ranah, domain, yang berkarakter relasional, biopsikis, emosional, afektif. Psikoterapis perlu mencurahkan perhatian, penghargaan, dan tanggapan-tanggapannya terhadap peristiwa-peristiwa yang berkarakteristik emosional, afektif, relasional, biopsikis, dalam perguliran proses dan pengalaman psikoterapeutik moment by moment, saat demi saat. Hal ini penting untuk dipelajari, dilatihkan, dipraktikkan; dipelajari lagi, dilatihkan lagi, dipraktikkan lagi, dan seterusnya. Lantas, menyusuli psikoterapi yang generik ini dapat secara kontekstual, relevan, dan heuristic, ditambahkan pengejawantahan teknik-teknik psikoterapeutik spesifik, specific therapeutic factors, yang bisa sedemikian beraneka ragam. Penempatan faktor-faktor spesifik pada bentangan proses dan pengalaman psikoterapi generik, akan dapat menjamin ketepatannya. Pengabaian epistemologi ini dapat membangkitkan bahaya pemaksaan Procrustean. Dalam mitologi Yunani, Procrustes memaksa tamu-tamunya untuk cocok dengan panjangnya tempat tidur yang ia sediakan. Ketika tinggi badan tamu melampaui panjangnya tempat tidur, ia memotong kedua tungkai tamu yang malang.