Posted by Administrator | Kategori: Psikoterapi

Mengapa Psikiater Perlu Melakukan Psikoterapi?

Bagaimana menjawab dengan singkat, padat isi? Karena psikiater itu dokter yang lingkup upaya utamanya mengatasi psikopatologi. Kondisi psikopatologis bisa menampilkan serbaneka simtom dan dampak yang kompleks. Kendati demikian, hakikat psikopatologi adalah keterhambatan perkembangan struktural pada bagian systema nervorum centrale, berupa keterhalangan parcellation atas struktur desendens dan struktur asendens yang memadukan cortex orbitofrontalis dextra dan systema limbicum. Keadaan ini berakibat kesulitan insan beradaptasi psikis, sosial, dan environmental, yang menganak-pinakkan gejala dan dampak.
Mengatasi psikopatologi pada dasarnya adalah memperbaiki struktur yang tertinggal karena parcellation yang kurang atau tidak memadai. Hingga kini belum ada bukti yang robust bahwa pharmaca dapat melaksanakan tugas tersebut. Perbaikan struktural dapat dicapai melalui psikoterapi, yang pada intinya adalah penyelenggaraan pengalaman relasional aman yang ajek (secure attachment relationship), seperti yang seyogianya berlangsung dalam masa kanak-kanak antara insan belia dan pengasuh utamanya. Hubungan yang ditandai kehadiran pengasuh utama yang konsisten menyediakan diri untuk relasi itu dan tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan emosional insan belia (bayi; anak), secara alamiah terbukti menumbuhkembangkan struktur dengan parcellation yang bagus. Psikoterapi mengejawantahkan kembali relasionalitas perpautan aman itu. (Limas Sutanto)

Rujukan utama:

Eslinger, PJ & Damasio, AR (1985). Severe disturbance of higher cognition after bilateral frontal lobe ablation: Patient EVR. Neurology, 35, 1731-1741.

Schore, AN (2016). Recovery deficits of internal reparative mechanisms are functional indicators of impaired affect regulatory mechanisms. In Affect Regulation and the Origin of the Self: The Neurobiology of Emotional Development. Kindle Ed. New York: Routledge.